Welcome to my blog ^^

I hope to open my blog you get the benefit

Selasa, 08 Februari 2011

seminggu bersama comi



Sheila lari terengah-engah, dia terus berlari. Sheila tidak tahu kemana lagi dia harus pergi. Dia dikejar oleh orang gila yang paling gila sedunia. Yaitu, kakaknya. Dia paling benci dengan kakaknya. Kakaknya emang rese minta ampun. Sheila berhenti di depan rumah kosong. Dia masuk dengan meloncati pagar. Dia bersembunyi di antara semak-semak. Matanya jelalatan melihat ke segala arah. Kemudian dia melihat kakaknya berlari ke arahnya. Tapi, kakaknya cuman berhenti dan menengok-nengok. Beberapa saat kemudian kembali kearah barat berjalan dengan sempoyongan.  Dasar predator, makanya siapa suruh merusak i-pad gue, ya udah gue gunting aja gaun tercinta elo itu. Hahhahaha, Sheila berkata dalam hati. Sheila meloncat dan berjalan ke blok F. Disana ada minimarket. Sheila kalau lagi bete gini pengennya makan ice cream.
Sheila keluar dari minimarket sambil membuka kulit ice cream-nya. Dia berjalan sambil memakan ice cream. Sheila berjalan menuju ke rumah. “Tunggu, kalau gue pulang ntar predator malah ngejar gue lagi!” Sheila berbicara sendiri pada dirinya. Sheila berbelok kanan, dia menuju taman yang ada di kompleknya itu. Itu emang tempat favoritnya. Sheila duduk di kursi deket pohon mahoni. Dia telah menghabiskan ice creamnya. Dia memandang matahari yang hampir terbenam. Oh, indah sekali, batinnya. Angin sepoi-sepoi membelai rambut Sheila yang terurai dia menyandarkan badan kebelakang. Tiba-tiba.....
“GDDEEbUUKKK........!” Sheila malah terjungkal kebelakang.
“ADUHHH... Sakitt,” Sheila merintih kesakitan. Dia lupa kalau kursi itu sudah agak lapuk. Dan, belum diperbaiki. Sheila berdiri dengan susah payah. Dia memperbaiki kursinya lagi.
“huh, dasar kursi sialan! Gara-gara elo siku gue tergores deh. Kaki gue lebam.” Sheila menggerutu. Dia berjalan ke bawahh pohon mahoni. Dia duduk di atas rumput hijau. Disandarkannya tubuhnya. Matanya hampir terpejam. Tapi, kok rasanya geli-geli sakit gimana gitu. Rasanya ada semut yang menari-nari ditubuhku, kata Sheila dalam hati. Sheila menengok dan ternyata BENAR. Banyak semut yang menari ditubuh  Sheila. Sheila berdiri ternyata dia menduduki sarang semut...
“OH MY GOD! Kenapa gue hari ini sial banget sih?” Sheila berteriak dengan loncat-loncat dan membuang semut-semut bandel di bajunya.
“mungkin elo emang ceroboh,” suara seorang cowok yag dari belakang mengagetkan Sheila. Siapa sih ikut nimbrung aje, batin Sheila. Sheila berhenti meoncat-loncat dan memutar badan. Wajah Sheila kaget melihat tamapang cowok yang belagak minta ampun. Sheila menyipitkan matanya dan memiringkan kepalanya seolah-olah menyelidiki orang tersebut.
“siapa lo?” tanya Sheila judes
“gue?”
“iya, elo, bloon!” Sheila menunjuk muka cowok itu.
“gue cowok lah..,” jawab cowok itu santai dan duduk di kursi yang tadi sempat membuat Sheila terjungkal.
“iya, gue juga udah tau kalo elo cowok. Siapa bilang ello cewek? Maksud gue NAMA ELO! Tauk!,” Sheila gregetan sama cowok itu.
“kalo elo mau nama gue, besok jam 5 sore datang ke tempat ini. Jangan telat! Kalo elo gak dateng, lo hilang kesempatan tau takdir lo,” cowok misterius itu berdiri dan pergi meninggalkan Sheila sendirian dalam kebingungannya
Sekarang sudah pukul 4 sore. Sheila tidak sabar menunggu waktu berputar. Sheila keluar rumah dengan berjingkat-jingkat supaya kakaknya tidak tahu. Sheila membuka pintu dan menutupnya dengan perlahan lalu pergi secepat kilat menuju pagar rumahnya.Sheila berjalan menuju taman dengan bernyanyi gak keruan. Gara-gara ucapan cowok misterius itu, Sheila dari tadi malam kepikiran terus. Sheila tidak sabar mnemui cowok itu. Sebenarnya cowok itu cakep juga, batin Sheila.
Sheila terus berjalan. Dan dia sudah dapat melihat cowok itu. Tidak salah lagi, rambut cowok itu seperti rambut edward cullen dan kulitnya juga putih pucat. Sheila mendekatinya. Ketika Sheila ingin menyapa. Cowok itu menyapa duluan.
“hai, Sheila.” Katanya tapi tidak berbalik badan. Sheila bingung tapi dia segera mendekat dan berhadapan dengan cowok misterius itu.
“hai juga. By the way, lo tau dari mana nama gue?” tanya Sheila penasaran.
“dari temen gue, Vino” oh, ternyata Vino yang ngasih tahu nama gue, Sheila berkata dalam hati. Sheila duduk di samping cowok misterius itu.
“oh, Vino. Kata elo gue bakalan tau takdir gue, kalo gue kesini. Ini gue udah kesini. Emang lo tau apa tentang  takdir gue?” Sheila menatap lekat-lekat wajah cowok misterius itu.
“lo mau tahu?” cowok itu mengeluarkan sekotak tahu sumedang dengan senyumnya.
“bukan itu maksud gue. Tapi, boleh juga. Hahaha,” inilah Sheila supel bergaul makanya dia punya banyak temen. Sheila mencomot 2 tahu. Dia emang suka banget sama tahu. Sheila emang punya selera yang unik. Sheila dan cowok  misterius itu makan tahu bersama-sama dan bercanda. Mudah saja kalau ingin akrab dengan Sheila. Karena Sheila selalu bersikap ramah pada orang yang bersikap ramah padanya.
“eh, comi. Apa sih takdir ge?” Sheila berkata sambil mengunyah tahu yang terakhir.
“hah? Siapa comi? Gue? Kok comi sih?” cowok misterius itu mungkin merasa keberatan dipanggil comi.
“iya, elo. Comi yaitu Cowok Misterius. Elo kan gak mau ngasih tau nama elo,” Sheila memandang Comi dengan sungguh-sungguh.
“yah.. terserah elo lah. Elo bakalan tau nama gue kalo udah waktunya. Jadi, takdir elo adalah jadi sahabat gue selama seminggu. Lo mau, kan?” Comi membalas tatapan Sheila dengan dalam.
“okelah. Lagian gue juga lagi butuh seseorang buat gue ajak curhat,” Sheila tersenyum.
“oke, kita akan ketemu disini setiap pukul 5 sore. Kita akan berbagi cerita di iringi terbenamnya matahari. Comi menunjuk matahari yang hampir terbenam dan suasana menjadi hening.
“indah,” kata Sheila dan Comi besamaan. Dan mereka tertawa.
Sudah hampir seminggu Sheila dan comi bersahabat. Namun, Comi tetep tidak mau ngasih tau namanya. Kemarin, comi janji bakalan ngasih tau namanya hari ini. Sheila merasa bahagia bersama comi, karena comi selalu mengerti Sheila. Hari ini hari minggu. Hari ini dia janji kerumah comi. Sheila emang udah tau rumah comi walaupun belum pernah kesana sekalipun. Sheila bersiap-siap ke  rumah comi. Dia berjanji ke rumah comi pukul 9 pagi dan di atak ingin terlambat. Hari ini Sheila memakai pakaian panjang dan serba putih karena comi memintanya. Katanya, di rumahnya ada peraturan kayak gitu. Dan Sheila ikutin aja maunya comi. Sheila gak ingin ngecewain comi.
Sheila berjalan sedikit lagi sampai ke rumah comi. Tapi kok didepan rumah comi ada bendera kuning? Apa ada yang meninggal. Apa ada keluarga comi yang meninggal? Makanya comi mengundang gue ke kematian salah satu keluarganya? Sheila bertanya-tanya. Dia memasuki halaman yang luas dan mewah rumah comi. Sheila masuk ke dalam, dan bertanya kepada seorang ibu-ibu.
“maaf, tante. Oleh nanya? Yang meninggal itu siapa ya?” ibu-ibu itu menyeka air matanya. “itu anak saya. Kamu pasti nak Sheila ya?” ibu-ibu itu menangis lagi. Dan dia memeluk Sheila. Sheila kebingungan tapi dia tetap balas memeluk ibu-ibu itu.
“mm.. ibu dari mana tau nama saya?” tanya Sheila hati-hati.
“anak saya itu namanya. Ricko Herlambang. Dia yang biasa kamu panggil comi atau cowok misterius,” mata Sheila membulat mendengar tuturan dari ibu-ibu yang ternyata ibunya comi. Sheila menangis , badannya terasa lemah. Sheila berjalan dan mendekati jenazah Comi alias Ricko. Sheila menangis lalu membuka perlahan kain yang menutupi wajah Ricko. Dilihatnya Ricko lebih pucat dari biasanya. Hidung dan telinganya berkapas. Tapi, Ricko tersenyum. Senyum yang sama yang dilihat Sheila kemarin terakhir meraka bertemu. Sheila menutup lagi kain itu. Sheila mundur beberapa langkah dan terduduk sambil menangis.
“Ricko itu mengidam penyakit leukimia. Makanya kulitnya pucat. Kami pindah sekitar 10 hari yang lalu. Katanya dia pernah bermimpi akan bertemu seorang perempuan yang paling baik hati dan akan mencintainya sepenuh hati kalau kami pindah kesini. Tante dan Oom tentu tidak ingin menolak permintaan Ricko. Setiap pulang bertemu denganmu Ricko selalu bercerita kepada tantenya. Betapa dia menyukaimu bahkan katanya dia mencintaimu. Dia selalu menyanjungmu.” Ibu Ricko duduk disebelah Sheila dan menceritakan tentang Ricko. Sheila benar-benar tidak menyangka.
“ini ada surat titipan surat dari Ricko,” ibu Ricko menyerahkan amplop biru yang berbentuk hati dan bertulisan : dari Comi yang menyayangimu, untuk Sheila sang malaikat. Tek terbtesan air mata Sheila tndung lagi. Dia membuka surat dari Ricko.
Untuk yang tersayang, Sheila.
Hai, Sheila. Aku yakin kamu pasti sudah tau siapa nama aku. Nama aku Ricko. Maafkan aku telah meninggalkanmu. Aku sangat bahagia telah melalui hari-hari bersamamu. Kamu adalah perempuan terbaik yang pernah kutemui. Aku suka gaya kamu memerhatikanku. Aku merasa  sangat sangat sangat sangat bahagia denganmu. Aku pernah memimpikanmu sebelumnya.dalam mimpiku, kamu akan memakai gaun pengantin dan bersanding denganku. Tapi, walaupu itu hanya mimpi, aku sangat bahagia.
Sheila, aku pergi dengan membawa cinta yang tak sempat ku ungkapkan padamu.
Terimakasih atas ice cream darimu, terimakasih atas cokelatnya, terimaksih atas balon yang berbentuk hati darimu. Balon itu masih ada di kamarku, walaupun sedikit agak mengecil. Dan terimakasih atas segalanya.
Sheila, walaupun alam kita sekarang berbeda. Aku tetap mencintaimu. Aku tidak peduli kau mencintaiku atau tidak. Yang jelas adalah kau cinta pertama dan terakhirku.
Izinkan aku mengatakan “I LOVE YOU, SHEILA”

With love,
Ricko Herlambang

Sheila semakin menjadi-jadi menangis. Sheila maju, dia duduk disebelah jenazah Ricko. Dan berkata,
“Comi, aku Sheila. Ini aku. Kamu bisa mendengarku? Aku udah tau nama kamu, nama kamu Ricko, kan? Kamu jahat banget sama aku. Kamu pergi disaat aku mulai mencintaimu. Comi, kamu mendengar tangis kehilanganku? Apa kamu juga melihat aku menangis karena kehilanganmu? Comi, lihat aku pakai baju panjang yang serba putih seperti yang kamu minta. Aku datang juga tepat waktu. Tapi, kenapa kau pergi? Kenapa kamu gak nunggu aku aja. Jadi, aku bisa nahan kamu. Comi, kamu tega banget udah ngebuat aku jatuh cinta sama kamu. Lalu, kamu pergi begitu aja. Awa kalau nanti kita ketemu di alam sana. Kamu harus ngebayar smuanya. Kamu harus ngebayar ice cream, cokelat, balon, semuanya deh. Dan yang terpenting, kamu harus membalas cintaku. AKU SHEILA ANGGRAINI SANGAT SANGAT SANGAT MENCINTAI KAMU, RICKO HERLAMBANG,” Sheila memeluk jenazah Ricko. Lalu, berdiri dan memeluk ibunya Ricko. Sheila membaca yaasin dan mendoakan Ricko semiga tenang disisi-Nya. Dan Sheila juga ikut kepemakaman Ricko.
“Selamat jalan Ricko, sayang!” kemudian Sheila meninggalkan pemakaman Ricko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar